Senin, 23 Juli 2012

Cerita Anak Ayam

Seekor anak ayam berteriak minta ijin ke induknya. 
"Mamaaa!! Aku mau main bola ya... Sama-sama teman2 anak bebek disana..."
"Jangan dekat-dekat sungai!", induk ayam memperingati.
"Siap Bos! " Hahaha.. sang anak ayam bergaya sperti prajurit, menjawab induknya sambil memberi hormat..
Kemudian bergabunglah dia dengan teman-temannya. Anak2 ayam dan anak2 bebek.

Hal demikian terjadi setiap hari. 
Tiap hari pula, sang induk memperingati anaknya supaya tidak bermain dekat sungai.
 "Jangan dekat-dekat sungai! Pulang jam 4!"

Suatu hari, sang anak ayam berkata "Ma, bosen! Ngga perlu diingetin terus. Aku sudah ingat. Jangan dekat2 sungai!"

Sang induk mempercayai anaknya yang makin hari tumbuh makin besar. Tidak lagi diucapkan kalimat yang sama. Sekarang, berubahlah nasehatnya : "Hati-hati..."


                                                                  ******************

Hari itu begitu terik panas matahari. Membuat gerah smua yang di bumi. 
Tidak demikian halnya dengan anak2 kecil. Yang hmmm mungkin ngga pernah merasa lelah.
Seperti biasa, sang anak ayam bermain bola bersama teman-teman anak ayam dan anak bebek.

"Mama! Aku pergi yaaaa...."
"Hati-hati, Nak... Jangan de-...."
Belum juga kalimat itu selesai, anak ayam sudah menjawab, " Iya-iya, Ma.... Aku sudah tahu..... Jangan dekat-dekat sungai. Bosen Ma. Sudah tahu...."

Menyenangkan sekali bermain bola bersama.
Sebentar-sebentar terdengar seruan anak-anak itu.. "GOALLLL!!!!"
Atau kadangkala, "Ngga bisa! Itu Offside!!" ..... "Yes! Penalti!".... dan lain sebagainya.

Sedang seru-serunya main, tiba-tiba si anak ayam menyela permainan mereka... mau pipis... 
"Bentar ya teman-teman..."
"Aduuhhh kamu ini mengganggu aja! Cepatlah! Jangan terlalu lama. Kita ngga mau kelamaan nunggu..." Teman-temannya protes.

Sang anak ayam berlari cepat menuju rumahnya yang agak jauh.... 
Entah ada angin dari mana, tiba2 cuaca yang begitu terik, berubah menjadi angin yang sangat kencang... Membawa awan tebal yang jauh disana makin lama makin mendekat. Dalam sekejap saja, cuaca menjadi mendung...
"Wah, kalau hujan, aku ngga keburu lanjut main bola dong...", pikir si anak ayam.
 
Terbersitlah satu ide yang luar biasa sempurna untuk situasi dan kondisi mendesak ini....
"Yah, aku pipis di sini saja. Sebentar saja. Ngga akan ada masalah. Toh cuma pipis.", si anak ayam pun pipis di tepi sungai. 
"Ngga, aku ngga main di sungai kok. Cuma pipis sebentar saja.", dia bergumam sendiri, sedikit membela diri.

Tiba-tiba terdengar bunyi geledek keras sekali. 
Dan detik berikutnya hujan yang sangat keras itu mengguyur seluruh desa ayam dan desa bebek.
Semua teman bermain bola serentak pulang ke rumah masing-masing.
Si anak ayam menoleh ke belakang sambil berteriak, "Teman-teman!! tunggu aku!!!!"
Hujan deras itu membuat tanah berpijak licin. Si anak ayam kepreset jatuh.. Dia terbawa arus sungai.....

Pada saat yang sama, begitu mendengar hujan deras, induk ayam keluar mencari anaknya.
Berpapasan dengan teman-teman anaknya, dia mendapat informasi bahwa anaknya sedang pipis di tepi sungai. Di tengah lebatnya hujan itu, sang induk segera menyusul putranya ke arah sungai. 

Tetapi tak satupun anak ayam ditemukan di sana.
Dia berlari kian kemari, tak kunjung pula bertemu.
Sang induk mulai putus asa.

Beruntung, para tetangga membantu mencari anaknya.
Dari kejauhan, samar-samar terdengar suara Bapak Sapi memanggilnya...
"Induk ayam!! Kemarilah segera! Anakmu disini...."

Si anak ayam ditemukan tersangkut pada sebuah ranting pohon di tengah derasnya arus sungai.
Tak seorangpun mampu menolongnya.
Yah... Menolongnya sama dengan menceburkan diri ke arus keras dan menghanyutkan diri mereka sendiri.

Tanpa pikir panjang.. Induk ayam melompat ke sungai... Memanfaatkan derasnya arus sungai, dia sengaja menghanyutkan tubuhnya menuju pada ranting pohon, dimana anaknya tersangkut.
Rencananya berhasil! Dia sampai pada ranting itu. Dia berhasil memeluk anaknya... 

"Mamaaa... aku takuuuttt.....", tangis si kecil anak ayam...
"Jangan takut, mama bersamamu."...Sang ibu berkata lembut, menenangkan anaknya...
"Pak Sapi, tolong kami... Siap-siap, tangkap anak saya!!!" 

Sang induk ayam melemparkan anaknya ke daratan... Bapak sapi menangkap anaknya...
Tetapi... hujan yang semakin deras, membuat arus sungai semakin kuat... Menghanyutkan ranting2 dan pohon2 kecil di sekitar sungai...
Sang induk ayam pun, hanyut... hilang entah kemana....

Anak ayam berhasil selamat... 
Sang induk hilang.. Mati...

Bapak sapi memberi nasehat anak ayam... 
"Setiap nasehat ibu, jangan diremehkan... dengarkan, camkan di hatimu... Ingatlah setiap saat.... Inilah akibatnya kamu tidak memperhatikan ajaran ibumu... "

                                                  ******************************



Begitu ceritanya..... 
Nathan begitu serius mendengar aku bercerita siang ini... 
Hihihihi... cerita yang sengaja aku bikin supaya dia mengindahkan setiap nasehatku...
Mengingat serial kungfu boy Chinmi... Hahaha... Adegan sungai yang Chinmi lakukan dan action laganya.. 
Aku peragakan dengan semangat 45, sembari bercerita...
Kalau di serial Chinmi, Happy Ending...
Aku sengaja membuat cerita anak ayamku Sad Ending....

Nathan cukup tercengang.... 
Dia terjenak beberapa saat...

Hmmm... aku sempet berpikir, apakah caraku ini terlalu shocking him ?? 
Jangan-jangan cara ini salah...

Tiba-tiba Nathan berteriak....
"Ahahahaha!!! Mamaaaaa... makanyaaaa jadi anak itu harus tinghua (menurut), ya kan ma??? Aaaahh mama iniiii.... anak ayam itu nggak nurut.. kayak sapa hayooooooo?!?!?!"

Aku tergelak.....
"Kayak siapa yaaaa.... Hmmmm... Let me think....."

Nathan tertawa... "Aku ndak begitu kok maaa..... "
"Loh ma, kalau mamanya anak ayam mati, ya udah toh... temen-temennya kan punya mama juga...."
Dia tersenyum sambil melirikku....
Aku sudah sangat mengenalnya...
Hihihi.. dia menggoda aku...karena dia tahu, aku lah yang dikorelasikan dengan induk ayam....

"OK, Nathan... sekarang Nathan tahu ya... Nasehat orang tua itu selalu demi kebaikan anaknya... Nathan harus taat.... "
"Iya iya maaa... aku tahu....." Hahahahaha.. Nathan menjawabku, persis dengan nada bicara anak ayam yang aku ceritakan tadi....
"Sekarang, anak yang menurut ini harus tidur siang.... Mama tunggu di luar... 5 menit lagi mama masuk, pasti sudah tidur...."


Hmmm.... 
Baru kutinggal sebentar, dia sudah pulas....


Hihihi...
I love you Nate....






Amsal 1: 8-9
Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu.
 
 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar