Selasa, 15 Mei 2012

"Nathan sayang Audrey, Ma... Nathan mau gendong meme..."

Fiuh!!! Sampai saat aku menulis ini, jantung ini rasanya masih berdetak kencang, tanganku masih agak lemas.
Sungguh, Jangan pernah lengah menjaga dua anak, atau anda akan menyesalinya.
Saya harus berterimakasih kepada Tuhan karena perlindunganNya sungguh nyata dan setia setiap saat.

Seperti biasa, sepulang Nathan sekolah, kami main bersama sebentar. Ya. Aku, Nathan dan Audrey.
Suster sedang menyantap makan siangnya. Sehingga PRT sekaligus penjaga Nathan membantu saya mengawasi mereka berdua.
Main bola, sungguh membuat Nathan merasa sangat berarti di hadapan Audrey.
Audrey memandang Nathan dengan penuh kekaguman. Ahaha... Ada-ada saja.

Cuaca panas, membuat aku ingin mengganti pakaian dan celana panjangku dengan pakaian yang santai dan nyaman. Masih mencari kunci kamarku di dalam tas, aku memanggil Mbak Anik untuk membantu merapikan sedikit mainan yang berantakan.

Baru juga dalam hitungan 5 detik...

"Mama!! Ahahahahha!!! Aku bisa nggendong meme, maa!!" Seru Nathan bangga.

Biasanya, Nathan sering mencoba2 tapi ngga kuat. Jadi cuma seperti peluk Audrey aja, baginya udah menggendong. Aku agak mengacuhkan, masih penasaran mencari kunci kamarku di dalam tas kecilku.

"Maaaa... Lihaatt aku!!!" Merasa dicuekin, Nathan memanggilku lagi.

Aku pun menoleh.
Dan..
Sontak aku teriaaak kerass..
"Nathaaaaaaaaaaannnnnnn!!!!!"
Jantung seperti mau copot, rasanya.

Nathan menggendong Audrey, dengan dua tangannya. Dan dua tangannya bukannya di pinggang Audrey, melainkan di lehernya. Posisi Audrey bukan berhadapan dengan Nathan tetapi keduanya menghadap aku. Jadi leher Audrey penuh dengan lengan Nathan. Audrey tercekik. Waktu aku melihatnya, wajahnya bahkan mulai memerah.

Kesalahan fatal saya yang kedua adalah bukannya tangan saya yang bergerak cepat, tetapi mulut saya.
Teriakan panjang saya menakutkan Nathan. Nathan kaget dan takut. Seketika, dia melepaskan Audrey dari tangannya. Audrey jatuh. Untunglah, Mbak Anik berdiri tidak jauh dari mereka berdua. Spontan, dia menangkap Audrey.

Jesusss...!!
Kaki saya lemas. Leher terasa kaku. Jantung ini sperti sedang konser rock n roll.

Nathan menangis keras.
Audrey tercengang, tidak menangis.
Aku lemas.

Sekarang, smua sudah berlalu.
Aku sungguh bersyukur tadi ngga sampe terjadi buruk ke Audrey.
Bahkan, boleh dibilang Audreynya malah seneng digendong kokonya.
Dia ngga ngerti itu berbahaya.
Yang mereka ngerti hanya bahasa hati. 
Hati kokonya yang menyayanginya.

"Nathan sayang Audrey, Ma... Nathan mau gendong meme..."

Kadangkala, kita ngga tahu gimana cara menyayangi dengan benar.
Apa yang bagi kita baik untuk orang lain, belum tentu orang lain itu senang.
Apa yang kita pikir baik dan orang lain mungkin saja merasa senang, belum tentu itu benar dilakukan.
Sungguh.
Kejadian hari ini membukakan mata saya.
Thank's God...



Kamis, 10 Mei 2012

The Power of Love

Sebuah buku, "Urapan Mujizat" oleh Pdt. Agung Takariana, berhari-hari duduk manis di meja komputer saya. Urusan rumah tangga yang hmmmm ngga juga kunjung selesai, membuat saya 'malas' melihat, bahkan menyentuh buku itu. Milik siapa? tidak tahu. =) Kemungkinan terbesar adalah milik mama yang tertinggal. Kemungkinan berikutnya adalah, sengaja ditinggal supaya saya membacanya dikala menganggur. Hahaha.. itu kebiasaan mama saya.  =)

Hari ini, Kamis 10 Mei 2012, mata dan hati ini terus saja tertuju pada buku itu. Ingin sekali saya membacanya.
Bagus.
Baru juga1 Bab. Sisanya besok saja. Biarlah bab ini, saya 'pegang' untuk hari ini. =) 

Ada satu cerita. Saya sudah sering mendengarnya sebelumnya. Dan, entahlah. Hari ini, cerita sama itu yang sudah berulang kali  terdengar, terasa berbeda.

Seorang ibu rumah tangga. Pulang dari berbelanja. Ada 3 orang tua di depan rumahnya. Merasa iba, sang ibu mengajak 3 orang tua tersebut masuk ke dalam rumahnya, mau diberi makan. Seorang dari mereka berkata. 
"Dimana suami dan anak2 ibu?"
"Suami saya di kantor, anak2 sekolah"
Ketiga orang tua itu berkata bahwa mereka tidak bisa masuk kalau suami dan anak2nya tidak di rumah.
Malam hari, ketika seisi rumah lengkap, sang ibu menawarkan bantuan yang sama. Tapi ketiga orang itu tidak bisa masuk semua. Hanya ada satu yang boleh masuk. Dan mereka harus berunding, siapa yang diajak masuk. Nama ketiga orang tua itu Kekayaan, Kesuksesan, dan Cinta.
Di dalam rumah, mereka berunding. Sang suami, memilih kekayaan karena dengan kekayaan, segalanya dapat dicapai. Sang ibu, memilih kesuksesan karena suami dan anak2 yang sukses akan mendapatkan segalanya. Tetapi anak2 memilih cinta. Cinta ayah-anak, ibu-anak, anak-orang tua terasa begitu indah bagi mereka. Keputusan pun di ambil. Mereka memilih Cinta.
Ketika Si Cinta masuk, Kekayaan dan Kesuksesan ikut serta.
Keluarga itupun bertanya "Loh kenapa? kan cuma satu orang yang bisa ikut masuk?"
Jawab mereka : "Si Kekayaan dan Kesuksesan buta. Hanya Cinta yang tidak buta. Jadi kemanapun Cinta pergi, maka Kekayaan dan Kesuksesan ikut. Karena selama ini, si Cinta yang selalu menuntun kami"

Yah..
Sejenak, senyum tersungging begitu lebar di bibirku.
CINTA.

Mengenang masa pacaran... hahaha... 
Ketika itu, wow dunia terasa begitu indah. Kok ngga ada yang namanya sedih susah bete apapun lah. Semuaaaanya terasa begitu manis.. begitu indah... dan ehmmm.... sepertinya benar bahwa jatuh cinta itu berjuta rasanya. 

Benar sekali.
Dasar dari segala sesuatu adalah CINTA.
Tanpa Cinta, tidak akan ada pernikahan bahagia.
Tanpa Cinta, tidak ada pertumbuhan anak-anak yang baik.
Cinta yang membuat semua istri bertahan di tengah persoalan rumah tangga.
Cinta yang membuat para suami bertahan hidup dalam kekudusan, bukan perselingkuhan.
CINTA dan CINTA...

Halaman yang kesekian dari buku itu menceritakan sedikit tentang Zakheus yang naik pohon ara demi melihat Yesus... Itulah cinta.
Saya bisa sedikit membayangkan bagaimana perasaan Zakheus kala itu.
Begitu mendengar Yesus mau datang ke kotanya, suka cita dan antusias tinggi memenuhi hatinya. Dia yang pendek itu, tidak mungkin mampu menerobos kerumunan massa. 
Ya... rasa antusias tinggi bertemu seseorang. Itu yang saya rasakan dulu ketika masih pacaran dengan suami saya.. Setiap kali diberi kabar bahwa dia akan datang, ada suka cita. Ada antusias...
Itulah cinta.

Oh! Saya ada intermezo sedikit. 
Berulang kali saya menunggui anak saya sekolah. Ada banyak komunitas di sana. Para ibu, para bapak, suster dan pembantu. Seringkali saya temui beberapa suster dan pembantu yang masih muda, menunggu sambil duduk di pojok, bertelepon... Kadangkala, sedikit jahil, saya sengaja lewat di dekat mereka.
Para suster dan pembantu yang sedang jatuh cinta! Bermanja-manja sambil terkikik-kikik... Sampai tidak menyadari kehadiran saya. Hahaha... saya cuma bisa geleng kepala.. Ya... dia sedang jatuh cinta. 
Yang saya heran, menunggu anak sekolah, mulai setengah delapan pagi, sampai dua belas. Telepon tidak juga berhenti.  Sang Mbak terus saja bercanda dengan "telepon"nya. Besoknya lagi. Besoknya lagi. Besoknya ? Sama saja.... 


Pertanyaan saya...
Apakah kita sudah mencintai Dia seperti itu?
Saya tidak sedang berbicara tentang antusiasme yang muncul seminggu sekali... Minggu pagi. Tidak!!
Yang saya maksud adalah... 
Adakah antusias tinggi ketika di pagi buta, kita berlutut memuji Dia? Menyembah dan mengucap syukur? 
Adakah kita merindukan membaca firmannya tiap 1 jam sekali??

Hmmm.....
Bagaimana dengan Dia sendiri? 
Jelas... Dia bahkan mati disalib karena CintaNya pada kita...
Dia mencintai kita bukan karena a b c atau d... 
NO..
Jawabannya hanya satu... karena kita sangat berharga.. kita inilah biji mataNya...
Tentu saja. CintaNya TIDAK BERSYARAT.
Dia tetap mencintai kita, apapun keadaan kita.

Tahukah anda, apa yang terjadi jika Tuhan Yesus mencintai anda??
Jika Tuhan Yesus cinta anda, Dia akan tinggal di dalam rumah anda.
Jika Tuhan Yesus cinta anda, Dia akan tinggal di dalam hati anda.
Jika Tuhan Yesus cinta anda, Dia akan tinggal di dalam kantor anda.
Dimanapun anda, Dia ada.
Kenapa? 
Karena Dia begitu mencintai anda...

Ijinkan saya menanyakan hal ini:
Bagaimana caranya anda membuat DIA mencintai anda?

Hehehe... kenapa saya meminta ijin? Karena sebenarnya Dia sudah mencintai kita tanpa perlu kita membujuk rayu Dia untuk mencintai kita.  =)

Tapi pertanyaan ini bagus sekali dipertanyakan kembali ke diri kita masing2.

Mari kita ingat masa2 kita berpacaran.
Mungkinkah calon istri/suami anda bersedia menikahi anda jika pertemuan anda hanya cukup seminggu sekali 2jam saja?
Mungkinkah pasangan anda membalas cinta anda jika anda hanya berdiam diri saja?
Mungkinkah si dia menerima pinangan anda jika anda hanya say hi atau hello ketika bertemu?

Ya...
We have to DO SOMETHING!
Buatlah Tuhan tahu, betapa anda mencintai Dia.
Buatlah Tuhan berhenti sejenak. Mendengar anda. Kemudian berkata: "Wahai Dian, Aku mau menginap di rumahmu"....
Sama seperti Dia berkata pada Zakheus.

Dan ketika Dia diam di dalam rumahmu. Mujizat terjadi! Hidupmu, Keluargamu, Ekonomimu, Kesehatanmu, segala aspek dalam kehidupanmu DIPULIHKAN...

Mari...
Kita semua bersama-sama berlomba mengundang Dia, TIDAK cuma mampir di rumah kita.
Tetapi buat Dia menginap. Buat Dia mencurahkan pengurapan pemulihan atas kita.
Haleluya!!


1Korintus 13:13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini yaitu iman, pengharapan dan kasih. Dan yang paling BESAR daripadanya adalah kasih.





  







Selasa, 01 Mei 2012

The Prayer

Tengah hari, kira-kira jam 12.00, tepat ketika matahari di atas kepala kita.
Seperti biasa, aku menjemput Nathan pulang sekolah.
Sudah kira-kira 5 atau 6 minggu terakhir ini, aku juga mengantarkan pulang Jacqueine, saudara sepupu Nathan yang sekelas juga di TK A2 Little Sun School.

Ada banyak jalan menuju Roma, begitu kata pepatah. Pun hal nya dengan banyak jalan menuju rumahnya Jacqueine.
Salah satu jalan yang sering kita lewati adalah melewati belakangnya Galaxy Mall.
Kebetulan, hari ini anak-anak minta lewat jalan itu.

"Ok, Kids.. hari ini kita lewat Sogo!!", begitu saya biasa menyebutnya.

Kami harus putar balik dulu untuk melewati GM itu.
Nathan dan Jacqueine berceloteh riang sekali. Apapun yang kami lewati dikomentari. Adaaaa saja yang dibicarakan.. hahaha... Sungguh hiburan mendengar celoteh anak 5 tahun yang masih sangat polos sekali.

Tiba-tiba mereka berdua masuk dalam pembicaraan yang membuat aku tertarik untuk mendengarkan detail.

"Juan!! (Begitu biasa Nathan memanggil Jacqueine, dengan nama mandarinnya) Lihaten itu mobil yang putih! Aku suka mobil itu. Nanti aku buesaarrr aku mau beli mobil itu!!" seru Nathan sangat bersemangat.
Hahahaha... bahasanya Suroboyo banget.

Tidak kalah seru, Jacqueine ikut menimpali, "Kalau aku, suka yang itu!", sembari menunjuk mobil2 lain.

Penasaran, saya pun memastikan..
"Mobil mana mobilnya Nathan? Mana mobilnya Juan-Juan?"

Tepat ketika kami putar balik, kira-kira 5 mobil di belakang mobil kami, ada sebuah mobil berwarna putih.
Ya. Itu mobil yang ditunjuk Nathan.
"Hmm... seleranya bagus... " batinku sambil tersenyum...
Sekilas aku coba perhatikan mobilnya. Mobil yang (menurutku) sangat pendek dengan kap mobil yang lebar sekali, membuatnya nampak seperti "mobil penyet"... ada logo berbentuk seperti huruf "L"...

"Maaa... aku mau mobil itu maaaa...." kata Nathan lagi.
"Amu (sebutan bibi dalam bahasa Tionghoa)..., aku mau yang ituuu...." seru Jacqueine.
Hahaha.. namanya anak kecil. Ingin mobil kok dianggap sama dengan ingin beli kacang goreng. =D

"Kalau Nathan dan Juan mau punya mobil seperti itu, Nathan dan Juan harus berdoa. Minta sama Bapa di surga ya... Trusss... sekolah yang pinter. Harus rajin belajar. Nanti besar, kalo pinter, pasti bisa beli mobil kayak gitu. OK?!?!?!" kataku sambil lalu.

"Iyaaaa!!!!" serentak mereka berdua berseru keras sekali.

Tiba-tiba, suasana mobilku hening. Aku lirik dari spion mobil. Jacqueine melihat Nathan, Nathan duduk manis, melipat tangan... kemudian aku dengar dia berbicara perlahan...

"Tuhan Yesus yang baik. Hmmm.... Aku pengen sekali mobil yang putih itu. Tuhan Yesus kasik aku ya. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin. "
"Juan! Aku mau dikasik loh sama Tuhan Yesus mobil yang tadi itu! Nanti kalau sudah dikasik, kamu juga tak kasik yaaaa..."


Melihat reaksi spontan dia, saya sebagai ibu merasa geli bercampur rasa haru.
Sesampai di rumah, saya ceritakan ke suami. Saya coba tanya dia. Mobil apakah itu. Apakah mahal.
"Lexus LF, kira-kira 4M", jelas suami saya.

Wow!!
Iman seorang anak kecil!
Hahaa...
Berdoa dan yakin sekali mendapatkannya.
Batin saya seketika "Ngga tau seberapa besar nilai benda yang dia doakan. Yaaah namanya saja anak kecil..."

Bukan nilai mobil yang begitu tinggi, yang membuat saya terharu.
Saya sungguh sangat terharu mengingat-ingat setiap kata yang terucap dari Nathan. Bagaimana dia berdoa sangat khusuk. Dan dari ketulusan cara dia meyakini bahwa dia pasti akan diberi mobil itu oleh Bapa di surga.
Doa yang hmmm.... singkat, padat, sangat jelas.... dan sangat tulus...
Terdengar begitu polos dan sangat mampu membuat siapapun yang mendengarnya ingin tersenyum.

Entahlah, saya jadi berpikir.
Saya yakin, dari sorga, Bapa pun melihat kejadian tadi siang.
Dan pasti Dia tersenyum. Sama seperti senyum saya tersungging melihat kepolosan Nathan berdoa.
Hmm.... Itulah yang Bapa mau.
Ketulusan hati.
Begitu banyak kata yang terucap dari doa-doa orang dewasa. Tapi apakah doa-doa yang dipanjatkan itu keluar dari hati yang tulus??

Menanggalkan setiap masalah yang sedang dihadapi.
Melepaskan setiap beban pikiran yang sedang mendera.
Menutup setiap rasa kecewa dan sakit hati.
Hati yang tulus. Hati yang kudus.

Thanks Nathan..
You remind mama to have a pure heart... pure mind...and pure prayer...


 
Matius 18:3-4
Ia berkata : "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk de dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga"